DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
Dalam
kehidupan dan aktivitas manusia sehari-hari, lahan merupakan bagian dari lingkungan
sebagai sumberdaya alam yang mempunyai peranan sangat penting untuk
berbagai kepentingan bagi manusia. Lahan dimanfaatkan antara lain untuk
pemukiman, pertanian, peternakan, pertambangan, jalan dan tempat bangunan
fasilitas sosial, ekonomi dan sebagainya.
Bertambahnya jumlah
penduduk menyebabkan luas lahan garapan cenderung makin kecil, keadaan ini
menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kemudian di daerah
perladang berpindah kenaikan kepadatan penduduk juga meningkatkan tekanan
penduduk terhadap lahan karena naiknya kebutuhan akan pangan akibatnya
diperpendeknya masa istirahat lahan (Soemarwoto, 2001). Selanjutnya, (Siwi,
2002) menyatakan bahwa meningkatnya kepadatan penduduk daya dukung lahan pada
akhirnya akan terlampaui. Hal ini menunjukkan bahwa lahan di suatu wilayah
tidak mampu lagi mendukung jumlah penduduk di atas pada tingkat kesejahteraan
tertentu (Mustari et.al., 2005).
Lingkungan secara
alami memiliki kemampuan untuk memulihkan keadaannya. Pemulihan keadaan ini merupakan
suatu prinsip bahwa sesungguhnya lingkungan itu senantiasa arif menjaga
keseimbangannya. Sepanjang belum ada gangguan “paksa” maka apapun yang terjadi,
lingkungan itu sendiri tetap bereaksi secara seimbang. Perlu ditetapkan daya
dukung lingkungan untuk mengetahui kemampuan lingkungan menetralisasi parameter
pencemar dalam rangka pemulihan kondisi lingkungan seperti semula.
Apabila bahan pencemar
berakumulasi terus menerus dalam suatu lingkungan, sehingga lingkungan tidak
punya kemampuan alami untuk menetralisasinya yang mengakibatkan perubahan
kualitas. Pokok permasalahannya adalah sejauh mana perubahan ini diperkenankan.
Tanaman tertentu
menjadi rusak dengan adanya asap dari suatu pabrik, tapi tidak untuk sebahagian
tanaman lainnya. Contoh, dengan buangan air pada suatu sungai mengakibatkan
peternakan ikan mas tidak baik pertumbuhannya, tapi cukup baik untuk ikan lele
dan ikan gabus.
Berarti daya dukung
lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan emas berbeda dengan daya dukung
lingkungan untuk kondisi kehidupan ikan lele gabus. Kenapa demikian, tidak lain
karena parameter yang terdapat dalam air tidak dapat dinetralisasi lingkungan
untuk kehidupan ikan emas. Ada saatnya makhluk tertentu dalam lingkungan punya
kemampuan yang luar biasa beradaptasi dengan lingkungan lain, tapi ada kalanya
menjadi pasif terhadap faktor luar. Jadi faktor daya dukung tergantung pada
parameter pencemar dan makhluk yang ada dalam lingkungan.
Pengertian Daya Dukung
Daya dukung lingkungan
adalah Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup
yang meliputi ketersediaan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar atau
tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut
daya dukung lingkungan. Keberadaan sumberdaya alam di bumi tidak tersebar
merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda.
Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan
tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan
hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut :
1.
Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dengan
hati-hati dan efisien, misalnya : air, tanah dan udara.
2.
Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi
(campuran).
3.
Mengembangkan metode penambangan dan pemprosesan yang lebih
efisien serta dapat didaur ulang.
4.
Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
Pengertian (konsep)
dan ruang lingkup daya dukung lingkungan menurut UU 32/2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain; sedangkan pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah
rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan
perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agar
tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Menurut
Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung
lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat
dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut
Khanna et al. (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)
komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas
tampung limbah (assimilative capacity).
Daya dukung lingkungan
adalah kapasitas atau kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan organisme
secara sehat sekaligus mempertahankan produktivitas, kemampuan adaptasi, dan
kemampuan memperbarui diri. Daya dukung lingkungan diartikan sebagai kemampuan
lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia (Sunu, 2001 : 6).
Daya dukung
lingkungan/carrying capacity adalah batas atas dari pertumbuhan suatu populasi,
di mana jumlah populasi tersebut tidak dapat lagi didukung oleh sarana,
sumberdaya dan lingkungan yang ada. Atau secara lebih singkat dapat dijelaskan
sebagai batas aktivitas manusia yang berperan dalam perubahan lingkungan.
Konsep ini berasumsi bahwa terdapat kepastian keterbatasan lingkungan yang
bertumpu pada pembangunan (Zoer’aini, 1997).
Sedangkan menurut
Lenzen dan Murray (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat
dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia.
Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi
(ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat
keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian
dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak
ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai
perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity
atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam
menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang
panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan
memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang
mendiami suatu kawasan.
Definisi daya dukung lingkungan/carrying
capacity :
§ Jumlah organisme atau
spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu
lingkungan;
§ Jumlah penduduk
maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan
tersebut;
§ Jumlah makhluk hidup
yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tanpa
membahayakan lingkungan tersebut;
§ Jumlah populasi
maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa
merusak lingkungan tersebut; Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran
populasi dari suatu kelompok manusia di bawah angka yang diperkirakan akan
meningkat dan di atas angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh
kekurangan sumberdaya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok
manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan,
tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal
tersebut.
Carrying Capacity/CC (kapasitas daya tampung)
merupakan kemampuan optimum lingkungan untuk memberikan kehidupan yang baik dan
memenuhi syarat kehidupan terhadap penduduk yang mendiami lingkungan tersebut.
Apabila kemampuan optimum telah terpenuhi, sedangkan populasi cenderung
meningkat maka akan terjadi persaingan dalam memperebutkan sumberdaya (SD).
Untuk mengurangi disparitas pemenuhan kebutuhan masing-masing individu akan
sumberdaya (SD) maka diperlukan sebuah teknologi yag dapat membantu memperbesar
kapasitas sumberdaya (SD). Adanya konsep Carrying Capacity (CC) berdasarkan
sebuah pemikiran bahwa lingkungan mempunyai batas kapasitas maksimum guna
mendukung pertumbuhan populasi penduduk yang berbanding lurus dengan azas
manfaatnya.
Kapasitas daya tampung (CC) dibedakan atas 4
(empat) tingkatan, yaitu :
1.
CC Maksimum, apabila SD yang tersedia telah dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan telah melebihi daya dukung SD dalam memenuhi kebutuhan
populasi penghuninya.
2.
CC Subsistem, apabila pemanfaatan SD melebihi kapasitas daya
tampung SD akan tetapi populasi tidak optimum sehingga melebihi kebutuhan
populasi.
3.
CC Suboptimum, apabila pemanfaatan SD yang ada berada di bawah
rata-rata kebutuhan populasi.
4.
CC Optimum, apabila kapasitas daya tampung SD berada di bawah
rata-rata kebutuhan populasi.
Komentar
Posting Komentar